Selasa, 18 Januari 2011

strategi dan perencanaan

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, kita banyak mengenal berbagai macam ragam metode pengajaran, mulai dari metode ceramah, diskusi/musyawarah, kerja kelompok, sosiodrama, drill, resitasi, demonstrasi dan eksperimen, proyek dan lain sebagainya. Memang untuk mencapai tujuan pendidikan dengan baik guru dituntut agar menguasai metode pengajaran ini, sehingga selain tercapainya tujuan, siswa dapat menerima, mencerna, paham dan mengerti pelajaran yang diajarkan.
Dari sekian banyak metode yang disebutkan diatas dapat kita pakai dan diterapkan dalam pengajaran. Mungkin sekali seorang pengajar/guru dalam mengajar memerlukan: 2, 3, atau bahkan 4 metode dalam satu proses pengajaran dikelas. Hal ini dapat saja dilakukan, dan memang seyogyanya demikian, agar perhatian dan minat siswa dapat tercurah pada pelajaran.
Setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, namun yang penting untuk diperhatikan oleh seorang guru, adalah kepatan dalam memilih, menentukan mana di antara sekian metode itu dapat lebih tepat dan cocok diterapkan dalam situasi pengajaran, serta kemampuan mengkombinasikan metode-metode yang telah ditetapkan itu secara harmonis dan serasi.
Dengan kata lain untuk menyajikan pengajaran yang lebih menarik perhatian/minat bagi anak didik, antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya amatlah diperlukan dengan metode yang berbeda, bahkan diantara bahan-bahan materi tertentu pun memerlukan metode yang berlainan, meskipun masih di dalam satu bidang studi tertentu. Misalkan mengajarkan bahan pelajaran tentang puasa, metodenya berbeda dengan metode mengajarkan shalat dan seterusnya.




BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode
Umumnya Metode ialah suatu cara kerja yang sistematik dan umum terutama dalam mencari kebenaran ilmiah/pengetahuan. Didalam siapa metode itu tergenggam, maka kepadanya dituntut suatu kemampuan dan keterampilan menggunakannya. Menurut Prof. Winarno, metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, semakin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Menurut Drs. Tayat Yusuf, secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa Yunani ‘metodos’ yang berarti cara atau jalan. Sedangkan secara semantik, berarti cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Semakna dengan Drs. Tayat Yusuf, menurut Dr. Dzakiah Drajat, secara harfiah berasal dari kata “method {cara}”. Dalam hal ini metode ialah suatu cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan dengan kata lain menguasai bahan pelajaran tersebut.
B. Macam-Macam Metode
Metode mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode ini dipenagaruhi oleh banyak faktor, mislnya :
1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya dari masing-masing bidang studi.
2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangan/kemampuannya.
3. Situasi dan kondisi yang berbeda keadaannya di tiap lembaga itu/factor geografisnya.
4. Fasilitas yang berbeda dari tiap satuan pendidikan baik dari kualitas atau kwantitasnya
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Metode secara umum dapat digolongkan {ditinjau dari factor guru} dalam:
• Metode mengajar secara individual
• Metode mengajar secara kelompok
Atau metode yang ditinjau dari sudut murid :
• Metode mengajar terhadap individu
• Metode mengajar terhadap kelompok
Didalam kenyataannya, banyak faktor yang menyebabkan tidak selalu dapat dipergunakan metode yang dianggap paling sesuai dengan tujuan, situasi, dll. Guru seringkali terpaksa mempergunakan metode yang lain, berikut beberapa metode yang sudah maklum digunakan :
a) Metode Ceramah
Disebut juga metode kuliah, dimana guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid. Murid duduk, melihat dan mendengarkan dan harus percaya apa yang diceramahkan guru itu kemudian mengutip ikhtisar ceramah semampu murid itu dan menghafalnya.
b) Metode Drill [latihan siap]
Sering dikatakan ulangan tapi bukan, ulangan hanyalah pengukur kemampuan siswa saja namun metode ini melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksananakan tugas latihan yang diberikan.
c) Metode Tanya jawab
Suatu cara menyajikan materi pelajaran dengan jalan guru mengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, bisa pula divariasikan.
d) Metode Diskusi
Cara penyajian dimana guru memaparkan masalah, yang kemudian harus dipecahkan bersama sehingga merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.
e) Metode Demonstrasi atau Eksperimen
Metode yang baik, seorang guru, orang luar atau siswa sekalipun diminta memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses, misalnya bagaimana cara merakit suatu komputer. Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa guru atau siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.
f) Metode Resistasi [pemberian tugas belajar]
Maksud metode ini ialah suatu cara dalam proses belajar-mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Tugasnya bisa PR atau tugas proyek, dll.
g) Metode Karyawisata
Cara pengajaran unik karena siswa diajak pergi kesuatu tempat untuk mempelajari atau menyelidiki hal tertentu.
h) Metode Kerja kelompok atau Gotong royong
Istilah bekerja kelompok dipakai untuk merangkum pengertian dimana siswa dibagi dalam suatu kelompok tersendiri, atau kelompok-kelompok kecil atau lainnya untuk mencapai suatu pelajaran yang tertentu dengan bergotong royong.
i) Metode Sistem regu
Pada dasarnya metode system regu ialah metode mengajar dimana 2 orang guru/lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa. Dalam bentuknya, metode ini dapat melalui organisasi administrative yang berbeda-beda.
j) Metode Sosiodrama atau bermain peranan
Sosiodrama artinya mendramatisasikan cara tingkah-laku di dalam hubungan social. Sedangkan bermain peran menekankan kenyataan dimana siswa diturut sertakan dalam memainkan peranan dalam mendramatisasikan masalah-masalah hubungan social. Misalnya memainkan peran Umar bin Khattab tatkala akan masuk Islam, dll.
k) Metode Proyek
Tujuan metode ini adalah untuk melatih anak didik agar berpikir secara ilmiah, logis dan sistematis. Metode ini disebut juga metode unit. Anak dididk disuguhi bermacam-macam masalah dan bersama-sama menghadapi masalah itu dengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis.
l) Metode Insersi [sisipan]
Cara menyajikan bahan/materi pelajaran dengan cara menyisipkan hal-hal tertentu pada mata pelajaran tertentu, misal menyisipkan ajaran-ajaran islam pada mata pelajaran umum.
m) Metode Menyelubung [wrapping]
Maksudnya ialah menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya, sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain misalnya kisah cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti sejarah, dll di sekolah.
n) Metode Audio Visual
Yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan alat-alat/media pengajaran yang dapat memperdengarkan, atau memperagakan bahan-bahan tersebut sehingga siswa/murid dapat menyaksikan secara langsung, mengamati secara cermat, memegang/merasakan bahan-bahan peragaan itu.
o) Metode Problem Solving
Suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan di mana siswa dihadapkan dengan kondisi masalah. Dari masalah yang sederhana, menuju kepada masalah yang sulit/muskil. Siswa dibiasakan percaya diri untuk mengatasi masalahnya itu.
p) Metode Inquiry
Metode pengajaran dengan cara guru menyuguhkan suatu peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki, dan memotivisir siswa untuk mencari pemecahan masalah. Metode ini ditelusuri dari fakta menuju teori.
q) Metode Socrates
Yaitu suatu cara menyajikan bahan/materi pelajaran, dimana anak didik/siswa dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan, yang dari serangkaian pertanyaan itu diharapkan siswa mampu dapat menemukan jawabannya, atas dasar kecerdasannya dan kemampuannya sendiri.
r) Metode Herbart
Merupakan suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghubung-hubungkan antara tanggapan lama dengan tanggapan yang baru sehingga menimbulkan berbagai tanggapan dari siswa.

C. Menentukan Metode Sesuai Dengan Pertimbangan Penggunaannya
Seperti yang dibahas diatas bahwa penggunaan metode oleh guru yaitu tercapainya suatu tujuan pendidikan dengan efektif dan efisien. Maka persoalan selanjutnya bagi seorang guru ialah menentukan sebuah cara yang memberikan jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan itu sebaik-baiknya. Sangat mungkin terjadi bahwa untuk satu tujuan dan situasi tertentu terbuka kemungkinan untuk berbagai cara serta kemungkinan untuk memakai lebih dari sebuah cara sekaligus tergantung pertimbangan penggunaannya apakah sesuai atau tidak. Setiap metode mempunyai batas-batas kebaikan dan kelemahan, terhadap tujuan tertentu atau situasi tertentu. Malahan terkadang metode yang bisa berhasil dipakai seorang guru tapi belum tentu cocok/berhasil digunakan guru yang lainnya.
Satu diantara tekhnik yang lazim digunakan untuk memperlancar suatu metode ialah pemakaian alat-alat pembantu pengajar, baik itu alat peraga atau narasumber, dll. Beberapa faktor/hal juga harus dipertimbangkan untuk menentukan penggunaan suatu metode: faktor tujuan yang hendak dicapai, faktor murid, faktor situasi dan kondisi, factor waktu yang tersedia, factor kebaikan dan kekurangan suatu metode, faktor sekolah [kualitas, kuantitas dan fasilitas] dan faktor kemampuan guru itu sendiri.



















BAB II
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa metode ialah cara/jalan. Membutuhkan sebuah kesungguhan, keterampilan dan kecerdasan dari seorang pengajar menyajikan bahan ajarannya dengan metode yang akan dipergunakannya agar tercapai tujuan pendidikan sehingga diharapkan murid mengerti/paham mata pelajaran tersebut dengan baik.
Macam metode pengajaran itu banyak, tergantung minat guru untuk memakainya, selain harus mempertimbangkan kondisi/situasi, murid, fasilitas, dll. Diantaranya:
Metode Ceramah Metode Sosiodrama
Metode Drill Metode Proyek
Metode Tanya jawab Metode Insersi
Metode Diskusi Metode Menyelubung
Metode Demonstrasi atau Eksperimen Metode Audio Visual
Metode Resistasi Metode Problem Solving
Metode Karyawisata Metode Inquiry
Metode Kerja kelompok Metode Socrates
Metode Sistem regu Metode Herbart

Hendaknya ketika guru sampai pada pertimbangan dalam menentukan penggunaan suatu metode untuk memperhatikan factor-fakor berikut: faktor tujuan yang hendak dicapai, faktor murid, faktor situasi dan kondisi, factor waktu yang tersedia, factor kebaikan dan kekurangan suatu metode, faktor sekolah [kualitas, kuantitas dan fasilitas] dan faktor kemampuan guru itu sendiri. Sedangkan untuk memperlancar penggunaan metode bisa dengan alat bantu peraga atau narasumber.








DAFTAR PUSTAKA

Drajat Dzakiah, dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Direktorat Pembinaan PTAI, 1982.
Drajat Dzakiah, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Cet ke-1
Roustiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara, 1985. Cet ke-1
Surachmad Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: CV Jemmars, 1970-an.
Yusuf. Tayar, H., dkk. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995. Cet ke-1