Kamis, 14 Oktober 2010

filsafat ilmu

Bab I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya , setiap ilmu memiliki dua macam objek , yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan radil juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris,yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan adapun, objek formal,dan rasional adalah sudut pandang yang menyeluruh,radikal,dan rasional tentang segala yang ada.setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait dengan hal yang empiris semakain bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang peraktis.inilah peruses terbentuknya ilmu secara bersenambungan .Will Durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan mariner yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Karena itu, filsafat oleh para filosofi disebut sebagai induk ilmu. Sebab,dari filsafat lah, ilmu-ilmu moderen dan konten pontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya,yaitu teknologi.
Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan,tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya, filsafat agama, filsafat hokum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu.
Tugas filsafat di antaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagi kepentingan. Filsafat sepatutnya mengukuti alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radiakal, menyeluruh dan rasional dan begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalm filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu




Bab II
PEMBAHASAN
FILSAFAT ILMU
A. Pengertian
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Dilihat dari arti praktisnya, filsafat adalah alam berfikir atau alam pikiran. Berfilsafat adalah berfikir.
Harun nasution bependapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa arab karena orang arab lebih dulu dating dan sekaligus mempengaruhi bahasa Indonesia dari pada orang dan bahasa inggris.oleh karena itu dia konsisten menggunakan kata falsafat.
Kattsoff, sebagaimana dikutip oleh Associate Webmaster Professional (2001), menyatakan karakteristik filsafat sebagai berikut.
1. Filsafat adalah berpikir secara kritis.
2. Filsafat adalah berpikir dalam bentuk sistematis.
3. Filsafat mengahasilkan sesuatu yang runtut.
4. Filsafat adalah berpikir secara rasional.
5. Filsafat bersifat komprehensif.
Berikut beberapa pengertian filsafat dari berbagai ahli:
Aristoteles, filsafat adalah menyelidiki sebab dan hakikat segala benda yang ada.
Al-kindi, Filsafat adalah pengetahuan manusia mengenai hakikat segala yang ada.
Peodjawiyatna, filsafat adalah pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam - dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan fikiran belaka.
B. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia ( The Liang Gie, 2004:61 ).
Conny Semiawan at al (1998 : 45) menyatakan bahwa filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of sciences) yang kedudukannya di atas ilmu lainnya.

C. Sejarah Timbulnya Filsafat
Sejarah pemikiran filsafat sudah dimulai di Yunani pada kira-kira abad ke 6 SM oleh para filsuf alam, yaitu Thales, Anaximander, Anaximenes, dan lain-lain, para filsuf yang muncul pada priode ini dikenal sebagai filusuf alam karena fokus pemikiran meraka tentang alam . Pada priode selanjutnya , disebut priode kedua /tahab kedua, muncullah filsuf-filsuf manusia, seperti Socrates, Plato, Aristoteles. Pada priode ini minat-minat para filsuf bergeser obyeknya, yaitu dari alam ke manusia dan kehidupan masyarakat.. Aristoteles adalah orang yang mula-mula memperkenalkan dasar-dasar emperisme. Priode ketiga yaitu priode Skolastik. Pada priode ini agama Kristen menjadi tempat berpijak.Agama dikembangkan menurut berbagai argumentasi dimana filsafat menjadi teologi (argumentasi menopang keimanana). Priode keempat adalah priode filsaf modern dengan tokoh utamanya adalah Rene Descartes. Kemudian lahir priode kelima yaitu priode ilmu-ilmu alam dengan aliran positivisme dan emperisme. Pada priode ini ilmu alam mejadi model. Selanjutnya sampai pada priode keenam yang dinamakan priode Simbol. Priode ini berbagai ilmu dipandang dari sudut sistem simbol. Bahasapun desebut sebagai sistem simbolis. Psychologi, antropologi budaya, gejala, benda-benda dalam kebuadayaan sebagai sitem simbolis yang mewujudkan nilai-nilai dasar kebudayaan.

D. Tujuan Filsafat Ilmu
Tujuan Filsafat Ilmu adalah :
1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
4. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumberdan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
Secara sederhana tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan, menemukan hakikatnya, dan menerbitkan dan mengatur semuanya itu didalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan kepada yang lebih layak.

E. Cakupan dan Permasalahan Filsafat Ilmu
Menurut John Loss filsafat ilmu dapat digolongkan menjadi empat konsepsi yaitu:
1. Berusaha menyusun padangan-pandangan dunia sesuai atau berdasarkan toeri-teori ilmiah yang penting.
2. Memaparkan praanggapan dan kecenderungan para ilmuwan
3. Sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan konsep dan teori dari ilmu.
4. Sebagai pengetahuan kritis derajat kedua yang menelaah ilmu sebagai sasarannya.
Enam problem atau permasalahan mendasar :
a. Problem-problem epistimologi tentang ilmu
b. Problem-problem metafisis tentang ilmu
c. Problem-problem metodologis tentang ilmu
d. Problem-problem logis tentang ilmu
e. Problem-problem etis tentang ilmu
f. Problem-problem estetis tentang ilmu
F. Objek Studi dan Metode Filsafat
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada. “Ada” itu sendiri dapat dipilah dalam tiga kategori : tipikal/ sungguh-sungguh ada dalam kenyataan, ada dalam kemungkinana, ada dalam pikran atau konsep. Objek formal filsafat adalah hakikat terdalam / substansi/ esensi/ intisari.
Objek filsafat ilmu
1) Objek material filsafat ilmu adalah ilmu
2) Objek formal filsafat ilmu adalah ilmu atas dasar tinjauan filosofis, yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
G. Hubungan Filsafat dengan Ilmu
Dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan filsafat berfungsi sebagai master scientist dan sebagai underlaborer. Sebagai master scientist filsafat sebagai dasar atau basis dalam berlangsungnya ilmu pengetahuan. Disini filsafat bertugas untuk mengkontruksikan teori-teori atau menolaknya berdasarkan pengetahuan apreori, sedangkan bagi para emperis pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang didasarkan pada pengetahuan inderawi.
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah.


Bab III
Kesimpulan

Kata filsafat dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Dilihat dari arti praktisnya, filsafat adalah alam berfikir atau alam pikiran.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Secara sederhana tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan, menemukan hakikatnya, dan menerbitkan dan mengatur semuanya itu didalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan kepada yang lebih layak.
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada. “Ada” itu sendiri dapat dipilah dalam tiga kategori : tipikal/ sungguh-sungguh ada dalam kenyataan, ada dalam kemungkinana, ada dalam pikran atau konsep. Objek formal filsafat adalah hakikat terdalam / substansi/ esensi/ intisari.
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah.






Daftar Pustaka

Meliono, Irmayanti dkk.MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. 2007
Wiramihardja, Sutarjo A. Prof.Dr. Psi. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Refika Aditama cet. 1. 2006
Associate Webmaster Professional. (2001) “Terminologi Filsafat” February 3, 2006
Susan Langer, Philosophy nin a New Keyi ,
Louis.O.kattsoff . (alih bahasa: Soejono Soemargono). Pengantar filsafat. Yogyakarta: TW . 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar