Kamis, 30 Desember 2010

Teknik Penentuan Nilai Akhir

Bab I
Pendahuluan
Kalau kita perhatikan dunia pendidikan, kita akan mengetahui bahwa setiap jenis atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Demikian pula dalam satu kali proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi pelajaran yang diajarkan sudah tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guruakan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai
Evaluasi merupakan sebagai dasar memperbaiki sistem pengajaran, sesungguhnya pelaksanaan evaluasi harus bersifat kontinyu. Setiap kali dilaksanakan proses pangajaran, harus dievaluasi (formatif). Sebaliknya bila evaluasi hanya dilaksanakan di akhir suatu program (sumatif) catu balik tidak banyak berarti, sebab telah banyak proses terlampaui tanpa revisi




Bab II
NILAI AKHIR, RANGKING DAN PROFIL PRESTASI BELAJAR
A. Teknik Penentuan Nilai Akhir
Dalam menentukan nilai akhir, bobot nilai-nilai yang merupakan komponennya perlu ditentukan dan diberitahukan kepada siswa. Sistem penilaian yang sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah disebutkan di atas adalah sistem penilaian relatif, yaitu sistem yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang lain dalam kelasnya.
1. Definisi Nilai Akhir
Nilai akhir sering juga dikenal dengan istilah nilai final adalah, nilai baik berupa angka atau huruf yang melambangkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mereka mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Merupakan pemberian dan penentuan pendapat pendidik terhadap peserta didiknya, terutama mengenai perkembangan, kemajuan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh peserta didik yang berada dibawah asuhannya, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2. Fungsi Nilai Akhir
Penentuan nilai akhir secara garis besar memiliki empat macam fungsi yaitu: fungsi intruksional, fungsi informatif, fungsi bimbingan dan fungsi administratif.
a. Fungsi Intruksional
Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses belajar mengajar kecuali mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mencapai tingkat optimal. Pemberian nilai merupakan salah satu cara dalam usaha ke arah tujuan itu, asal dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana.
Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan suatu balikan (feed back / umpan balik) yang mencerminkan seberapa jauh seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pengajaran atau system instruksional.
Apabila pemberian nilai dapat dilakukan dengan cermat dan terperinci, maka akan lebih mudah diketahui pula keberhasilan dan kegagalan siswa disetiap bagian tujuan. Oleh karena itu, penggabungan nilai dari berbagai nilai sehingga menjadi nilai akhir, kadang-kadang dapat menghilangkan arti dari petunjuk yang semula telah disajikan secara teliti.
Nilai rendah yang diperoleh seorang atau beberapa siswa, jika disajikan dalam keadaan yang terperinci akan membantu siswa dalam usaha memperbaiki dan memberi motivasi peningkatan prestasi berikutnya. Bagi pengelola pengajaran, sajian terperinci nilai siswa dapat berfungsi menunjukan begian-bagian proses mana yang perlu diperbaiki.
b. Fungsi Informatif
Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai arti bahwa orang tua tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi putranya di sekolah.. Catatan ini akan sangat berpengaruh, terutama bagi orang tua yang ikut serta menyadari tujuan sekolah dan perkembangan putranya. Dengan catatan ini orang tua akan:
1) sadar terhadap keadaan putranya, untuk kemudian lebih baik memberi bantuan berupa perhatian, dorongan ataupun bimbingan, dan
2) hubungan orang tua dengan sekolah semakin lebih baik.
c. Fungsi Bimbingan
Pemberian nilai kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi pekerjaan bimbingan. Dengan perincian gambaran nilai siswa, petugas bimbingan akan segera tahu bagian-bagian mana dari usaha siswa disekolah yang masih memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga mencakup tingkat (rating) dalam kepribadian siswa serta sifat-sifat yang berhubungan denga rasa sosial akan sangat membantu siswa dalam mengarahkannya sebagai pribadi yang seutuhnya.
d. Fungsi Administratif
Secara administratif pemberian nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya itu memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa.
2) Memindahkan atau menempatkan siswa.
3) Memberikan beasiswa.
4) Memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar.
5) Memberi gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada para calon pemakai tenaga kerja.
3. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan Nilai Akhir
Walaupun hal yang dinilai tidak sama bagi setiap sekolah, namun secara garis besar dapat ditentukan unsur umum dalam penilaian yang menyangkutnya faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Unsur-unsur umum tersebut itu adalah: prestasi/pencapaian, usaha, aspek pribadi dan sosial, kebiasaan bekerja.


a. Prestasi / Pencapaian (achievment)
Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi. Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, bail huruf maupun angka, hendaknya hanya merupakan gambaran tentang prestasi saja. Unsur pertimbangan atau kebijaksanaan guru tentang usaha dan tingkah laku siswa tidak boleh ikut berbicara pada nilai tersebut.
b. Usaha (effort)
Disamping nilai-nilai hasil belajar yang diacapai oleh peserta didik, faktor usaha yang telah mereka lakukan juga perlu mendapat pertimbangan dalam rangka penentuan nilai akhir. Sekalipun misalnya seorang peserta didik hanya dapat mencapai nilai-nilai hasil belajar yang minimal (prestasinya rendah), namun apabila pendidik dengan secara cermat dapat mengamati – sehingga dapat diperoleh bukti bahwa dengan nilai-nilai hasil test, hasil belajar yang rendah itu sebenarnya sudah merupakan hasil usaha yang sungguh-sungguh (sangat rajin dalam mengikuti pelajaran, tekun didalam belajar dan sebagainya), maka sudah selayaknya kepada peserta didik tersebut dapat diberikan nilai penunjuang sebagai penghargaan atas usaha sungguh-sungguh dari peserta didik itu, tanpa mengenal rasa putus asa.
Sebaliknya bagi peserta didik yang memiliki nilai-nilai hasil tes hasil belajar yang rendah tetapi dengan nilai-nilai yang rendah itu peserta didik tadi tidak tampak adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki prsetasinya (malas dalam mengikuti pelajaran, sering membolos, belajar setengah-setengah dan sebagainya), maka adalah cukup beralasan bagi pendidik untuk memberikan nilai akhir menurut apa adanya.
c. Aspek Pribadi dan Sosial (personal and social characterisitics)
Karakter yang dimiliki oleh peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok perlu juga mendapat pertimbangan dalam penentuan nilai akhir. Seorang peserta didik yang sekalipun prestasi belajarnya tergolong menonjol namun akhlaknya tidak baik, indisipliner, sering berbuat curang atau berbuat onar dan sebagainya perlu mendapatkan ”hukuman” seimbang berupa pengurangan nilai akhir.
d. Kebiasaan Bekerja (working habits)
Yang dimaksud dengan kebiasaan kerja disini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan melakukan tugas. Misalnya: tepat waktu atau tidaknya dalam menyerahkan pekerjaan rumah (PR), rapih tidaknya hasil pekerjaan rumah tersebut, ketelitiannya dalam menghitung dan sebagainya. Dapat juga dimasukan disini: kebersihan badan, kerapian berpakaian dan sebagainya.
1. Beberapa contoh cara penentuan nilai akhir
Sebelum dibicarakan lebih lanjut mengenai cara-cara yang dapat ditempuh dalam rangka menentukan nilai akhir perlu diingatkan tentang adanya dua bentuk penilaian, yaitu penilaian dalam bentuk formatif dan penilaian dalam bentuk sumatif.
Penilaian yang diberikan oleh pendidik dalam bentuk tes-tes formatif sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan untuk mengetahui sampai dimana tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan instruksional yang telah dirumuskan dalam setiapsatuan pelajaran. Adapun tes sumatif bertujuan untuk menilai prestasi peserta didik terhadap penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan kepada mereka selama jangka waktu tertentu. Akan tetapi oleh karena tes sumatif itu pada umumnya tidak sering dilakukan, maka untuk dapat menjaga kesinambunganpenilaian dan hasil penilaian yang dipandang lebih mantap bagi setiap peserta didik, maka penentuan nilai akhir pada umumnya dilaksanakan dengan jalan menggabungkan nilai-nilai hasil tes formatif dengan nilai hasil tes sumatif.
Berikut ini dikemukakan dua macam contoh cara yang sering dipergunakan dalam penentuan nilai akhir.
a. Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu nilai hasil rata-rata ulangan harian, dengan nilau hasil tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan umum yang dikali 2 kemudian dibagi 3. Dengan rumus:



N = Nilai akhir
F = Nilai hasil tes formatif ke -1
F = Nilai hasil tes formatif ke-2
2&3 = bilangan konstan (2 bobot formatif, 3 bobot tes secara keseluruhan

b. Cara ini dipergunkan untuk keperluan mengisi nilai dalam ijazah atau STTB. Disini nilai akhir diperoleh dari: nilai rata-rata hasil ulangan harian (H), diberi bobot 1, ditambah dengan nilai hasil Evaluasi Tahap Akhir (EBTA), diberi bobot 2.





c. Nilai akhir diperoleh dari tugas, nilai ulangan harian dan nilai ulangan umum dengan bobot 2, 3, dan 5.

B. Teknik Penyusunan Rangking
Dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar, pada saat-saat tertentu staf pengajar (guru, dosen, dan lain-lain) sebagai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk melaporkan atau menyampaikan informasi, baik kepada atasannya, kepada orang tua peserta didik, maupun kepada peserta didik itu sendiri, mengenai : dimanakah letak urutan kediudukan seorang peserta didik jika dibandingkan dengan peserta didik lainnya, di tengah-tengah kelompok di mana peserta didik itu berada.
Dengan kata lain pihak-pihak yang bersangkutan akan dapat mengetahui standing position masing-masing peserta didik dari waktu ke waktu; apakah posisinya senantiasa stabil, semakin meningkat atau sebaliknya posisinya cenderung menurun.
Dari uraian diatas dapatlah dipahami bahwa yang dimaksud dengan urutan kedudukan atau rangking peserta didik di tengah-tengah kelompoknya adalah : letak seorang peserta didik dalam urutan tingkatan atau rangking.
Untuk menentukan ranking atau kedudukan siswa dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu :
a. Dengan ranking sederhana
Atau simple rank adalah urutan yang menunjukkan letak atau kedudukan seseorang dalam kelompok dan dinyatakan dengan nomor atau angka biasa.
b. Dengan ranking persentase
Adalah kedudukan seseorang dalam kelompok yang menunjukkan banyaknya persentase yang berada dibawahnya.
c. Dengan standar deviasi
Yaitu penentuan kedudukan seseorang dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok.
Ada 2 cara dalam penentuan kedudukan dengan standar deviasi yaitu dengan pengelompokan atas 3 ranking dan atas 11 ranking.
d. Dengan menggunakan z-score
Yaitu dengna menunjukkan perbandingan perbedaan score seseorang dari mean dengan standar deviasi.
C. Kegunaan Profil Prestasi Belajar
1) Pengertian Profil Prestasi Belajar
Profil prestasi belajar adalah suatu bentuk grafik yang biasa dipergunakan untuk melukiskan prestasi belajar peserta didik baik secara individual maupun kelompok, baik dalam satu bidang studi maupun untuk beberapa bidang studi, baaik dalam satu waktu (at pint of time) maupun dalam deretan waktu tertentu (time series).
2) Bentuk-bentuk Profil Prestasi Belajar
Profil prestasi belajar peserta didik pada umumnya dituangkan dalam bentuk diagram batang (grafik balok=barchart), atau dalam bentuk diagram garis. Dalam hubungan ini, pada sumbu horizontal grafik (abscis) ditempatkan gejala-gejala yang akan dilukiskan grafiknya, seperti mata pelajaran bidang studi tertentu ataugejala-gejala psikologis lainnya. Sedangkan pada sumbu vertikal (ordinat) dicantumkan angka-angka yangmelambangkan frekuensi, persentase, angka rata-rata dan sebagainya.
3) Kegunaan Profil Prestasi Belajar
Pembuatan profil prestasi belajar itu antara lain memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. Untuk melukiskan prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, dalam satu bidang studi atau beberapa jenis bidang studi.
b. Untuk melukiskan perkembangan prestasi belajar peserta didik secara individual maupun kolektif dalam beberapa periode tes, pada suatu bidang studi.
c. Untuk melukiskan prestasi belajar peserta didik dalam beberapa aspek psikologis dari suatu bidang studi.



Daftar Pustaka

Sudijono , Anas. Prof.Drs. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prof.Dr. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar